Pemikiran dan Ketidak-Nyamanan


Aku berpikir akan segalanya yang muncul. Bertanya-tanya. Mengapa semua kembali membayang dalam gelap dan hitam? Aku tidak berani membayangkan segalanya lebih jelas lagi. Aku ingin segalanya kembali normal tanpa harus aku merasakan beban dan berat. Nafasku tersengal. Debar jantung menguat. Tubuh melemas. Aku jatuh dan selalu terjatuh disaat bayang-bayang hitam mulai mempengaruhi sistem kerja saraf otakku.
Pemikiran yang tidak fair bagi ku. Dan benar-benar tidak adil untuk ke sekian kalinya aku berpikir dalam diamnya waktu. Aku berhenti untuk menyerah. Aku menyerah untuk berhenti. whoaaah. Semuanya membuatku tidak nyaman dan tidak seimbang dengan kondisiku. Aku ingin bahagia. Aku bahagia. Tapi sesuatu yang membuat segalanya tidak lengkap. Luka itu. Ya Luka yang tergores dalam sulit aku hilangkan. Aku selalu berharap dan berharap akan sebuah Kebahagiaan yang nyata. Maaf. Bukan aku katakan aku tidak bahagia dengan Anda. Tapi Anda sungguh tidak mengerti segala yang saya alami dan dapatkan saat ini. Tenggelam benar-benar menyesakkan dada dan sulit untuk aku bernafas lega dengan bebas. Berhenti sejenak dan aku berkata Aku Menyerah. Berharap sekali sewaktu-waktu aku terperosok jatuh tidak sadarkan diri dan bangun dengan keadaan yang tidak nyata untuk aku terima. Dokter mengatakan umuku tak panjang lagi. 2 hari 3 atau 10 hari mungkin aku bisa bertahan memperjuangkan segalanya. Tak pantas untuk Anda memiliki saya. Tak pantas untuk Anda mengetahui segalanya yang aku rahasiakan saat ini. Semua benar-benar membuatku tidak nyaman.

Tuhan

Aku menyerah





0 comment: