Tundukkan Kepala Tenangkan Hatiku

Dalam hening membangunkan tidurku. Terik matahari mulai menyorotkan kesombongannya melalui lubang kecil ventilasi udara. Detik waktu terhitung oleh dinginnya udara pagi. Tubuh dan hati sulit disatukan. Hati yang ingin menatap pagi penuh dengan harapan dan semangat. Sementara tubuh ini sulit ku gerakkan. Kembali ku mengangkat selimut tebal usangku. Tanpa sadar aku melihat sesosok lelaki yang sudah tak asing lagi untukku sebut namanya. Benar. Aku lupa untuk membuangnya. Selembar foto dimana sosok lelaki itu berdiri disampingku. Memori lama datang.
ENTAHLAH. Tak pernah ku berpikir sedangkal ini. Semua nya terasa gelap. Bayangan-bayangan hitam dengan picik memasuki setiap benang saraf otakku. Ini tidak adil. Semua tidak adil untukku. Sosok yang kembali mengeruk luka lama. Aku rendah. Detak debar jantungku kembali labil. Sesak yang kurasa sulit menghirup udara bahagia. Aku lemah. Mataku kembali menangis tanpa aku perintahkan. Bergegas aku bangun dari kasur pemalasku, tanpa berfikir panjang ku lepas lembar foto yang tertempel di dinding. ARRRRRGH. Rasanya ingin teriak. Cukup. Semua sudah cukup. Sudah lama luka ini tergores. Aku ingin sembuh. Kembali ku ingat namanya. Dia. Belum pernah aku kenalkan pada orang terdekatku. Lelaki yang mengubah segalanya menjadi cerah. Rizky Satria Nugraha. Nama yang baru aku kenal. Kembali aku duduk di kasur pemalas dan merobek lembaran itu "SEMUA SUDAH CUKUP UNTUKKU!!" jauhkan aku dari segala belenggu hitamku. Menghisap udara pagi yang akhirnya terasa ringan, menghembuskan segala kecemasan yang ada. Tundukkan kepalaku, buang bayangan-bayangan hitam yang sudah menghancurkan segalanya menjadi gelap. Pejamkan mata untuk sesaat, mengingatnya yang telah membuat segalanya baru untukku. "Aku berharap kamu nyata dan mengindahkan segalanya. Aku percaya. Karena kamu bisa". Segalanya membuktikan. Masa lalu tidak untuk diingat, biar kami yang menyimpan. Waktu ini adalah memori indah. Gelap dan Beratnya adalah masalah baru yang harus siap aku hadapi nantinya. Aku beranikan diri menatap ke depan. Kembali aku bangun dari duduk. Ku cari secarik kertas bernada, ku mainkan nada-nada itu menjadi sebuah lagu classic "I'll be still in love-Brian Macknight" :). Thank you


for -Love-
-16 01 2011-

0 comment: