H A T I dan P E M I K I R A N


Aku berkaca pada diriku. Apa ada yang salah dengan sosok dan keberadaanku sekarang?. Apa ada yang salah dengan pemikiranku tentang ke-diaman ku disaat ke-egoanku datang?. MUNAFIK. Dia benar aku munafik. Tapi hal yang terkandung dari kata MUNAFIK ini berbeda. Aku tidak merasa cemburu dengan dia. Tapi aku marah bila anda menyalahkan posisi hati aku dengan wanita lain. Lumrah saja bila aku merasa cemburu kepada anda. Apa yang aku harapkan dan dapatkan segalanya tidak sepaham dengan jalan pemikiranku.
Rasa ingin teriak dan menendang seorang wanita labil yang menurut saya sudah gila dan diluar control berani mengganggu kenyamananku. Pura-pura baik. Benar-benar cerdas. Baru kali ini aku tidak sepemikiran dengan orang yang pernah menjadi bagian hidup (mantan) anda. Terbiasa aku damai dan bersahabat dengan mereka (para mantan bekas pacarku). Bahkan kami menjalin persaudaraan. Untuk apa dipermasalahkan?. Aku, wanita-wanita itu sama-sama memiliki rasa yang tak dapat dilarang dan dibatasi. Karena kami memiliki satu pilihan hati yang sama. Dan hanya waktu yang menentukan bertahannya suatu hubungan dan kami sadari itu. Untuk apa dipermasalahkan?. Hal yang aku rasa saat ini benar aneh, menggelitik, tertawa, kesal. Aku tak marah kepada anda, hanya saja bagaimana bisa anda memilih wanita labil itu?. Pintar lah memilah wanita. Saya tidak baik, tidak sempurna, munafik dalam meluapkan rasa, pandai menutupi ego, keras kepala. Ini kejelekan saya. Silahkan anda berpikir kembali dan memilih. Kali ini aku bersaran mungkin salah satu bagian dari diriku juga memang sedang labil. :)


"Gw bukan wanita yang sok bijak, tapi gw benar-benar wanita yang selalu mencoba medinginkan pemikiran gw sendiri yang memang sudah mendidih. Jikalau gw gak bisa mengontrol ego gw dengan baik. Mungkin dan sudah pasti wanita yang gw habisi sudah lebih dari wanita-wanita"


Siti Firza Diantry

0 comment: