Sendiri


Hati tak pernah menuntut lebih. Sungguhlah jauh dari sempurna. Penuh dengan kekurangan. Tak memaksakan kau tuk tetap tinggal. Dan tak melarang kau tuk pergi. Cukup bersadar diri dengan yang lalu. Maaf hati terlalu takut dijadikan pemanis, juga keras pada pemikiran. Katakan jika lelah. Aku terima. Jangan salahkan pada kecintaan. Karena murninya rasa tak dapat merekayasa setiap amarah yang terbakar. Berandai tiada lalu pada kisah, aku tak mungkin menjadi sesorang wanita dengan pemikiran yang dangkal. Tak sampai hati menyamakan dengan yang terdahulu. Ini murni dari rasa takutku. Rasa takut yang selalu membayang. Disudut mana ketika rindu dan cinta membisik, curiga dan amarah bertemu?. Jangan kau jawab. Tak satupun dari kita dapat menjawabnya. Biarkan aku disudut sini, gelap dan hening. Biarkan selimut dingin memeluk raga yang terkaku dalam ketakutan. Dan aku akan kembali ke peraduan ku, memohon yang terbaik dari segalanya. Pun agar kita dapat menemukan rahasia-Nya. Aku hanya ingin sendiri. Berikan waktuku. Biarkan waktumu menungguku. Tak kupaksakan kau untuk menunggu. Semua tak apa. Sekali lagi pemikiranku yang terlalu dangkal. Yang telah menghancurkan semua kesenangan dalam kisah. Dan memenjarakan kita dalam rundung permasalahan.


0 comment: