Kertas Penenun Rindu

Terduduk diam sesosok gadis di tepi sungai. Sambil memperhatikan alir arus membawa pergi warna-warni perahu kertas yang ia buat. Sambil menopang dagu, ia melengkungkan bibirnya dibawah terik sang bulan. Tak lama, ia mengambil gitar kesayangannya. Tak jelas petikan apa yang ia mainkan. Tak membentuk rangkaian nada. Terlukis oleh suasana malam yang lembab, gadis itu melantunkan prakata rindu. Terdengar lembut dan gundah. 

Rindu dan Malam

Keringat dingin mulai menyetubuhiku. Bisikan gelap mendebarkan jantungku. Namamu mulai menjelma menjadi sebuah ketakutan. Di sudut malam yang mana kita akan kembali bertemu? Dimana kamu memeluk jemariku dengan kepalan tanganmu. Tak tertebak oleh akalku. Sudah berapa lama waktu menyembunyikan ragamu? Wangi tubuhmu hanya dapat kuingat samar. Hanya kalimat "Aku Cinta Kamu" lah yang ku ingat sampai detik ini. Cincin yang kupakai ini selalu aku ajak bicara. Berandai kisah Alladyn terjadi padaku, saat ku sentuh kau akan muncul disini, menemani sendiriku.