Negara dalam Negara?


Sebuah pengalaman 1 tahun yang lalu dimana aku sendiri yang pernah masuk ke dalamnya. Pernah dengar dengan berita yang sedang lumrah dibicarakan baru-baru ini?. Negara dalam Negara? ya. Tanpa saya sadari saya pernah mengikuti kegiatan mereka. Belum sebagai anggota, masih dalam proses pencucian otak mungkin (penyerapan informasi-informasi tentang Islam itu sendiri dan negara yang akan merdeka nanti). 
Satu hari sahabat saya bernama Sesvi meminta saya untuk menemani dia bertemu seorang kawan lama nya. Sebut saja mawar.  Mawar meminta bantu kami untuk mencarikannya inspirasi demi menyelesaikan film yang "katanya" akan ditampilkan di acara festival film nanti. Dengan inspirasi berbeda, mawar sendiri menemukan tema yang dia pilih. Sebuah film islami bertema kiamat dengan durasi seperkian menit. 

Entah semua ini sudah dibuat perencanaan seorang kawannya sahabat. Pertemuan kedua, dengan penasaran mawar ingin mengenalkan kenalannya sebut saja arjuna, yang "katanya" anak dari produser film islami. Ingin sharing ilmu perfilman mungkin. Tanpa kami berpikir panjang kami IYA-kan pertemuan itu. Karena aku dan sesvi memang sedang ingin tahu seperti apa dunia perfilman.

Pertemuan ke-2.Pertemuan yang kami putuskan di sebuah mall di Depok. Arjuna memang manis, terlihat pintar dan "katanya" lagi dia akan melanjutkan study tekniknya di Belanda. Benar atau tidak kami percaya-percaya saja. Aku dan Sesvi benar-benar tertarik dengan apa yang mereka (mawar dan arjuna) bicarakan, hingga kami  turut campur dalam pembahasan mereka.

Pertemuan ke-3. Hal yang mereka bahas memang mulai berbeda. Semua diluar pembahasan yang awalnya akan membuat sebuah film malah membahas ilmu agama. No problem, aku dan sesvi merasa kami memang minim ilmu agama. Karena itu kami sangat tertarik dengan pertemuan ini, ditambah sang arjuna yang manis. Siapa yang tak bosan melihat seorang adam pandai mengkaji Al-Quran?. Pertemuan ini masih membahas perjalanan berkembangnya agama Islam hingga perjuangan Nabi & Rasul.

Pertemuan ke-4. Semua lebih diluar pembahasan dan pemikiran yang aku rasa mungkin. Memang benar yang arjuna katakan sesuai denga kondisi negara Indonesia sedang alami. Dan lebih meyakinkan lagi semua terkait dengan apa yang tercantum dalam Al-Quran. Benar-benar cerdas. Berikut pembahasannya yang sedikitnya masih aku ingat:

  • Di dalam negara kita, negara Indonesia akan ada negara Islam yang akan memberlakukan hukum-hukum Islam (hukum ALLAH) demi memakmurkan bumi Allah, dengan firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 208 "Masuklah kamu sekalian kedalam Islam secara keseluruhan". Dalam waktu sedikit-sedikit seperti Nabi kita Nabi Muhammad SAW, kita tidak dapat muncul begitu saja. Tapi setelah semua maju, ilmu yang kita dapatkan lebih maju dari kaum non. Semua akan terlihat demi sedikit.
  • Adanya hijrah, yang masih terbayang dalam otakku. Hijrah ke madinah kah? atau apakah?. Tapi yang saya dengar sendiri dari arjuna adalah "bukan itu de, nanti akan ada negara Islam selain di Jazirah Arab. Alhamdulillaaah kaka sudah hijrah".. lalu aku bertanya" hijrah ke mekah?" ..jawabnya "bukan (sambil tersenyum)"..aku "terus apa dong yang bisa bilang kaka udah hijrah?" ..masih dengan tersenyum dia menjawab "sudah ada yang diatas memutuskan kaka sudah hijrah"..aku "Allah? Allah yang bilang kaka sudah hijrah? (dengan tampang bodoh)"...arjuna "bukan de, tapi presiden yang mengatakan kaka sah hijrah dan resmi ". Hal ini semakin membuat aku yakin untuk berhenti dengan percakapan semua ini.
Pertemuan ke-5. Aku masih benar-benar penasaran dengan apa yang dia katakan itu hijrah. Hingga beberapa waktunya aku sadar, aku ada pada waktu, tempat dan pembahasan yang salah. Malamnya kami berkomunikasi via sms bukan dengan sang arjuna, tapi mawar yang menghubungi nomor aku mewakili sang arjuna. mawar "Gimana cha, mau dilanjutin lagi kapan? kata k dia masih pengen bahas materi itu sama kamu, kamu bisanya kapan?" aku "ngga makasih deh, aku ga bisa lanjutin lagi yah. Terimakasih. Aku mah mau tobat sendiri aja, ga apa-apa. Belajar sendiri baca AL-Quran. Aku semakin ga ngerti sama yang dia bahas. Semakin jauh dari bayangan aku. Kamu minta aku dan sesvi bantu kamu cari tema kan? Festival filmnya gak jadi ikut kan? oke, sekian aja pertemuan sama dia. maaf"

Hari-hari berikutnya mawar masih terus menghubungi aku untuk ikut dan datang melanjutkan pembahasan yang sempat terpotong. Dan saat itu pula aku berhenti menjawab, menerima telfon dari mawar.

Masih banyak teori dan percakapan yang tidak bisa aku bahas disini. Intinya, aku sebagai umat islam dan warga negara Indonesia menganut agama Islam sesuai tuntunan dan syariah nya saja. Bukan munafik, aku justru memang tertarik dan meng-IYA kan apa yang dia (arjuna) bahas mengenai Islam dan Indonesia itu sendiri. Tapi aku lebih baik tidak ikut turut campur hanya karena ilmu islam ku yang minim dan dengan begitu saja mengikut apa yang belum pernah aku ikuti, belum pernah aku tahu. 

*Aku dan sahabatku Sesvi memutuskan untuk tidak melanjutkan pertemuan tersebut.
 *Semoga Allah memaafkan kami semua. Amin.


    2 comment:

    Husen brugudul said...

    untungnya lo keluar sebelum jadi anggota ca, klo resmi uda masuk anggotanya dia trus lo keluar gitu aja buat mereka darah lo halal dan wajib di bunuh :ngeriiii:
    alhamdulilah allah masi memberikan hidayah nya untuk orang2 yang sllu taat di jalannya :hope:

    sitifirza said...

    ga keluar huseen tp menjauhkan diri, hehe :)
    Alhamdulillaah yaah sen hehe, kl ngebayangin ngeri nya minta ampun