Tenggelam dalam genangan tawa palsu.
Semua tertipu oleh keberadaannya.
Sungguh menyenangkan, sungguhlah indah.
Berapapun dan sebagus apapun benda yang dipilihnya.Pun mereka memilihnya.
~from heart. Firza~
~from heart. Firza~
Aku ingin terhindar dari pilar-pilar kegamangan, walau terbatas oleh ketidakmungkinan.
Aku ingin terhindar dari rasa bersalah atas ke tidak sengajaanku pada kebohongan
Aku ingin terhindar dari rasa bersalah atas ke tidak sengajaanku pada kebohongan
Aku ingin terhindar dari waktu yang selalu berputar cepat, agar aku bisa memilih
Aku ingin tetap melukis, walau tanganku habis dimakan luka
Aku ingin kamu selalu tertawa dengan keberadaanku, walau habis otakku mencari topik pembicaraan.
Aku ingin tetap melukis, walau tanganku habis dimakan luka
Aku ingin kamu selalu tertawa dengan keberadaanku, walau habis otakku mencari topik pembicaraan.
Banyak tanda tanya yang tertangkap oleh pandangan ku
Mengapa tak dari dulu aku mengenal kamu?
Mengapa tak dari dulu kamu mengenal aku?
Saat ini semua yang kusalahkan adalah waktu.
Mengapa tak dari dulu aku mengenal kamu?
Mengapa tak dari dulu kamu mengenal aku?
Saat ini semua yang kusalahkan adalah waktu.
Kamu yang baru ku lihat dengan pandangan sebelah mata.
Dan tanpa ragu menerima kamu yang memilih aku sebagai lawan bicara pribadi.
Yang kamu percaya bisa membuat kamu bahagia.
Berbagi cerita.
Membuat lelucon dengan hati yang terbuka.
Dan tanpa ragu menerima kamu yang memilih aku sebagai lawan bicara pribadi.
Yang kamu percaya bisa membuat kamu bahagia.
Berbagi cerita.
Membuat lelucon dengan hati yang terbuka.
Bunga Mawar itu.
Cara kamu merangkai suasana menjadi indah.
Benar-benar membuat segalanya menjadi jelas.
Memang benar indah dan berwarna.
Cara kamu merangkai suasana menjadi indah.
Benar-benar membuat segalanya menjadi jelas.
Memang benar indah dan berwarna.
Dilain hati, aku pernah menganggap kamu sebagai pria yang sama.
Dengan pria-pria yang lain.
Pintar menjebak wanita bodoh.
Pintar membuat lubang pisau yang membekas lama.
Intinya pintar membodohi.
Dengan pria-pria yang lain.
Pintar menjebak wanita bodoh.
Pintar membuat lubang pisau yang membekas lama.
Intinya pintar membodohi.
Kamu yang selalu hadir tanpa aku pinta.
Kamu yang selalu siap walau kesehatan sedang tidak fit.
Kamu yang selalu tepat pada waktu dan sedia menunggu kehadiranku dengan waktu yang lama.
Kamu yang menerima semua cerita lamaku dan mendengar dengan wajah tersenyum.
Tak pernah kamu tunjukkan ketidak senangan kamu atas kesalahan yang pernah aku perbuat.
Kamu benar-benar ada.
Kamu yang selalu siap walau kesehatan sedang tidak fit.
Kamu yang selalu tepat pada waktu dan sedia menunggu kehadiranku dengan waktu yang lama.
Kamu yang menerima semua cerita lamaku dan mendengar dengan wajah tersenyum.
Tak pernah kamu tunjukkan ketidak senangan kamu atas kesalahan yang pernah aku perbuat.
Kamu benar-benar ada.
Sungguh sulit untuk aku deskripsikan manusia seperti apa kamu.
Dengan apa aku harus mengucap terimakasih?.
Dengan apa aku harus menukar dan menebus rasa bersalahku atas ketidak percayaanku pada kamu terdahulu?
Bagaimana kamu bisa memaafkan?.
Dengan apa aku harus mengucap terimakasih?.
Dengan apa aku harus menukar dan menebus rasa bersalahku atas ketidak percayaanku pada kamu terdahulu?
Bagaimana kamu bisa memaafkan?.
Maaf aku benar-benar meminta maaf.
Tulus dari dalam lubuk kamu indah untukku. Aku sayang dan aku sadari itu. Terimakasih.
Maaf, Luka yang masih membekas sulit untuk aku berbagi kesedihan. Lubang pisau yang menjejak selalu membayangi dan menakutiku “percaya atau tidak percaya”.
Biar aku yang merasakan sendiri. Biar kamu saja lelaki yang selalu mengobati luka itu.
Aku memilih kamu yang menutup luka itu.
Dan kini benar-benar aku sadari kamu memang pantas menggantikan segala cerita.
Maaf, Luka yang masih membekas sulit untuk aku berbagi kesedihan. Lubang pisau yang menjejak selalu membayangi dan menakutiku “percaya atau tidak percaya”.
Biar aku yang merasakan sendiri. Biar kamu saja lelaki yang selalu mengobati luka itu.
Aku memilih kamu yang menutup luka itu.
Dan kini benar-benar aku sadari kamu memang pantas menggantikan segala cerita.
Tiga bulan yang belum lama untuk kita belajar saling mengenal.
Tiga bulan yang belum lama untuk aku menyayangimu setulus dan sesanggup aku membuat kamu tertawa.
Benar-benar tertahan.
Lidah yang sulit ku gerakkan.
Ingin aku berkata dan bicara panjang lebar kepada kamu.
Cukup kamu dengar saja hal ini. Jangan kamu lihat yang lain.
Aku sayang.
Lidah yang sulit ku gerakkan.
Ingin aku berkata dan bicara panjang lebar kepada kamu.
Cukup kamu dengar saja hal ini. Jangan kamu lihat yang lain.
Aku sayang.
Kamu.
Rizky Satria Nugraha.
Kamu.
0 comment:
Post a Comment