Indera Malam




"Biarkan gelap mendekap. Biarkan sang bulan mengalahkan gelapnya~Firza Diantry"

Rasanya malam adalah sahabat yang paling lekat dan dekat. Setiap terang mengumpat, sang gelap bersorak meneriakkan kemenangannya. Malam adalah dimana serabut otak kembali terhimpit dan tertindih oleh bisik-bisik pemikiran yang menurut sang hati tak perlu lagi terlihat oleh akal. Indera perasa ini lebih peka dan cerdas ketika malam menyerang indera pemikiran, bukanlah lidah, tapi hati. Bagaimana tidak? Entah memiliki kemampuan lebih atau tidak, tetapi setiap malam sang hati lebih cekatan dalam menangkap bayang-bayang cerita yang sudah terlupa. Dan sang pendengar, seolah menutup telinganya oleh kalimat yang telah terucap oleh sang terang.


Kalut dalam cerita lama. Galau? jawab saja mungkin. Sang Galau datang membawa peti suratan gelap yang detik tadi sudah terbaca oleh sang pemikir dan menebar luka-luka sang lalu. Dengan berhasil sang pemikir menembus rumus tersulit untuk membaca rahasianya. Bagaimana dengan indera penglihat?. Sang mata tertutup tak ingin melihat suratan gelap, tak ingin terbasahi oleh penyesalan diri, dan menahan bibir untuk mengeluhkan sakitnya. Raga tak berani menerka apa yang sedang dilakukan oleh sang malam. Hanya diam meringkuk terduduk dan terkaku.

Wangi dingin sang malam sungguh menusuk. Menyiksa mereka yang sedang terlelap. Tergigit dan tertangkap  dalam bunga mimpi yang tak tertebak indah atau hitam. Terkadang sang dingin mendukung mereka yang bercinta. Memberikan kebahagiaan erotisme dalam berfantasi malam. Dan sang malam menjadi sahabat untuk puing-puing rupiah yang sudah menjadi obat kemiskinan dan kelaparan. Dan terkadang itu sudah menjadi suatu kebutuhan yang mencandu. Bagaimana dengan Aku?. Yang kubutuhkan hanya sahabat penghangat raga. Biarkan sang dingin menghantu dan memburu. Aku hanya butuh sang hangat. Aku harus tidur. Bulan, bantu aku untuk mengusir bisikan-bisikan gelap itu. Aku ingin lupa. Aku ingin tetap melangkah maju, bukan mundur kembali dalam gelap. Biar dia tertawa. Biar sang dingin melingkar dan bernyanyi. Aku ingin tidur. Aku butuh tidur.




0 comment: