Setiap hembusan nafas nya "?" tanda tanya bergerumun berputar mengaduk otak beku perempuan itu. Pikirannya seakan menguasai tubuhnya, menaklukan setiap indera untuk tetap mengalirkan ego pengayun jiwa. Mematikan setiap "!" tanda seru yang berputar meyilaukan setiap pertanyaan yang ada.
Setiap detak debar jantungnya, tersurat dan tersirat mengalir melalui benang saraf harapan dan keinginan. Keinginan bertemu cahaya-Nya disaat dia dalam keadaan tidak sulit. Perempuan itu, mereka-reka, menjelma, menyingkirkan rasa bimbang.
Harapan akan-NYA membangkitkan setiap "!" tanda seru, menghilangkan semua pikiran yang menguasai tubuhnya. Semua hal yang mulai terlihat. Semua hal yang mulai terasa. Pori-porinya kembali mengeluarkan dinginnya keringat. Bibirnya tak pernah terlihat semerah dulu. Lemahnya hembusan nafas di setiap pompaan jantungnya tak sebanding dengan kuatnya setiap langkah kaki yang dia langkahkan. Obat yang harus diminumnya 3 butir setiap dua puluh empat jam membantunya menghilangkan rasa lelah yang mulai terasa. Wajah pucatnya mulai tertangkap puluhan pasangan mata. Enggan menjawab "?" tanda tanya yang mereka lemparkan ke dalam otak perempuan itu.
Perempuan itu, keinginannya, harapannya. Setiap hembusan nafasnya yang tersisa ingin dia luapkan rasa dalam hati. Hambarkah? Pahitkah? Hitamkah? Gelapkah?. Satu pengecualian. Perempuan itu beruntung Tuhan memberinya kesempatan untuk mencicipi Manis&Pahitnya kegetiran hidup. Dia ingin tersenyum saat meninggalkan semuanya. Dia ingin mereka tersenyum terharu bukan menangis saat dia berhasil melepas semuanya. Dia ingin mereka mengenang nama baiknya nanti. Dia ingin mereka mencintainya lebih dari DIA.
0 comment:
Post a Comment